19 Desember 2008

pelangi

berlatar hujan
dan matahari

jadilah cerita
yang banyak ragamnya

09 12 08

tenang

kabut tersangkut
dedaun hijau beku
embun nan rimbun

hangat

bibir membiru
wajah semburat merah
disudut kabut

09 12 08

20 November 2008

jeda

hujan tertahan
di rimbun daun sawit
tinggalkan langit

26 Oktober 2008

payung

payung tercantik
diikat dengan rapi
hujan berhenti

21 Oktober 2008

webmaster

bertutur dengan bahasa tersendiri
sabar menyusun link demi link
membuat form-form admin dan member
dengan kata kunci sendiri-sendiri
lalu jadilah puisi

hati siapa tak dapat kau buka

11 Oktober 2008

mimpi

: Dik

bunga-bunga mimpi
bunga abstrak dimalam yang bertambah
berbuah mimpi
pun dimatamu pagi ini

dimatamu pagi ini pun
mimpi menelan matahari
seiring siang yang bertambah
bulan belum datang

21 September 2008

WAJAHMU

maaf
masih saja kupandangi
imaji wajahMu

20 September 2008

wajah ketiga

kubayangkan saja wajah itu
semburat merah
seperti kertas-kertas berserakan
sisa letusan petasan
dari pesta perkawinan

: sekuat apapun ledakan
tetaplah bagian dari arak-arakan

wajah kedua

lihatlah sendiri
wajah yang tenang ini
tak pernah menengadah

-seperti langit-

dibiarkannya awan menggilasnya
yang putih
atau
yang paling hitam

wajah pertama

kau masih berdiri di situ
ragu
memandangku

serupa awan kelabu
cermin bagi hati yang menderu

tetaplah di situ
sampai kekasih datang dari pelayaran
dengan mimpi-mimpi siap diwujudkan

aku hanya terlihat seperti badai kecamuk
hanya akan pecah dikarang yang kau pijak
tidak akan menghantammu
tidak akan membuatmu padat
atau runtuh sama sekali*

tidak ...


*)petikan sebuah puisi, tapi saya belum tahu itu puisi siapa

05 September 2008

ramadhan

bulan penuh puisi